Saturday, 13 October 2012
Antara Akikah dan Kurban
Salah satu permasalahan yang sering mengemuka di tengah masyarakat ialah perihal akikah dan kurban. Dari kedua anjuran itu, manakah yang harus didahulukan? Terutama bila yang bersangkutan, misalnya, belum pernah melaksanakan akikah sama sekali. Apakah ia harus menunaikan akikah terlebih dulu, lalu berkurban?
Guru Besar Fikih Perbandingan Universitas Kuwait, Prof Sa'ad Mus'id Al-Hilali, menjelaskan masalah ini dalam laman Onislam.net. Ia memaparkan hukum dasar dari kedua anjuran itu. Ibadah kurban, menurut mayoritas ulama mazhab, ialah sunah. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat, kurban hukumnya wajib.Pendapat mayoritas mazhab yang terdiri atas Maliki, Hanbali, dan Syafi’i, berdasar pada hadis Ummu Salamah riwayat Muslim. Hadis riwayat Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas juga menegaskan hukum yang sama, yaitu berkurban bukan ibadah wajib, melainkan sunah.
Abu Hanifah merujuk hadis riwayat Abu Hurairah yang dinukil oleh Ahmad. Hadis itu menyebut, barang siapa yang leluasa rezekinya dan ia tidak berkurban maka ia Rasululllah SAW melarangnya mendekat masjid.Mayoritas ulama juga berpendapat yang sama soal hukum akikah. Menurut mereka, akikah hukumnya sunah. Sedangkan Abu Dawud Adz-Dzahiri, menyatakan hukum akikah wajib. Sebagian besar ulama melandasi pendapat mereka pada hadis riwayat Malik.
Hadis Ibnu Abbas dari Abu Dawud, Ibn Khuzaimah dan Ibn al-Jarud, juga dijadikan sebagai dalil. Abu Dawud Adz-Dzahiri memakai hadis Aisyah riwayat Turmudzi sebagai landasannya.
Prof Sa'ad yang juga pengajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, mengatakan dalam kasus di atas, maka yang bersangkutan berhak memilih manakah yang hendak ia dahulukan. Ini lantaran kedua ibadah adalah sunah. Bila ia lebih memilih kurban, pilihannya tersebut diperbolehkan. Berarti, ini berarti sesuai dengan kaidah al khuruj min al khilaf mustahab, keluar dari perbedaan sangat dianjurkan.
Apalagi, waktu akikah tidak terbatas seperti yang ditegaskan dalam hadis Buraidah. Di sisi lain, anjuran akikah diperuntukkan bagi sang ayah bukan untuk ibu atau anak.
Anjuran akikah tidak gugur menyusul kedewasaan seseorang. Selama mampu maka seorang ayah disunahkan mengakikahi anaknya. Apakah anak tetap harus mengakikahi dirinya sendiri? Menurut Ahmad, tidak perlu diakikahi lagi. Sementara menurut Atha' dan Al-Hasan Bashri, tetapi dianjurkan berakikah.
PenggabunganDari sini muncul pertanyaan, yaitu bolehkah menggabungkan niat akikah dan kurban? Bila hal itu diperbolehkan apakah secara otomatis kurban yang dilakukan sekaligus bisa menggugurkan anjuran akikah? Para ulama berbeda pandangan.
Menurut pendapat kelompok yang pertama, kurban yang ia tunaikan itu bisa sekaligus diniatkan akikah dan menggugurkan anjurannya. Pendapat ini merupakan opsi yang disampaikan oleh Mazhab Hanafi dan salah satu riwayat Ahmad. Dari kalangan tabi’in, Al-Hasan Al-Bashri, Ibnu Sirin, dan Qatadah, sepakat dengan pandangan ini.
Mereka berargumentasi, substansi kedua ibadah sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui sembelihan hewan. Keduanya bisa saling melengkapi dan mengisi. Kasus hukumnya sama ketika shalat wajib di Masjid disertai dengan niat shalat sunah tahiyyatal masjid. Mantan mufti Arab Saudi, Syekh Muhammad bin Ibrahim, mendukung opsi ini.
Menurut kubu yang kedua, kedua ibadah itu tidak boleh disatukan dan tidak bisa menggugurkan salah satunya. Kurban adalah kurban dan akikah adalah akikah. Pendapat ini disampaikan oleh Mazhab Maliki, Syafi’i, dan salah satu riwayat Mazhab Ahmad.
Alasan yang mereka kemukakan, yaitu masing-masing dari akikah dan kurban memiliki tujuan yang berbeda. Maka itu, satu sama lain tidak boleh digabung. Latar belakang dan motif di balik kesunahan kedua ibadah itu pun berseberangan. Jadi, kurang tepat disatukan. Misalnya, denda yang berlaku di haji tamattu' dan denda yang berlaku dalam fidyah.
Boleh dan saling menggugurkan:Mazhab Hanafi dan salah satu riwayat Ahmad. Dari kalangan tabi’in, Al-Hasan Al-Bashri, Ibnu Sirin, dan Qatadah.
Tidak boleh dan tidak saling menggugurkan:Mazhab Maliki, Syafi’i, dan salah satu riwayat Mazhab Ahmad.
Sunday, 6 May 2012
Nilai Kesabaran Dalam Hubungan Cinta dan Kasih Sayang
Kadang kita termenung dan bertanya pada diri sendiri,mengapa diuji berbagai cobaan dan permasalahan yang kadang kita rasakan kita tidak mampu mengatasinya.
Dan karena kita masih bertanya dan ragu ragu,muncul bisikan bisikan yang mengajak kita kepada jalan yang salah dan dilarang oleh agama.
Sikap yang seharusnya diambil oleh kita adalah Bersabar dan tabah,menghadapi cobaan dari Allah SWT dan mencari jalan untuk menyelesaikannya.
Tidak terlepas dari sebuah pernikahan yang telah dibina,bermacam macam masalah yang timbul dan dihadapi oleh suami istri,namun jika saling menyalahkan,persoalan tidak akan selesai.
"Sesungguhnya Allah SWT bersama dengan orang orang yang sabar dan tabah,....Mengadulah kepada-Nya dan Berdoalah agar dipermudahkan segala sesuatunya...Yakin dan Percaya,apa yang terjadi ada Hikmah yang terkandung didalamnya.."
Betapa Manisnya suatu Hubungan bila masing masing mengerti dan memahami tanggung jawab yang diamanahkan.Betapa Indahnya Cinta bila jalan berliku dihadapan dilalui bersama sama tanpa ada sesalan.
Kadang kita tidak mengerti,mengapa diuji sedemikian beratnya,sampai kita sampai merasa sakit hati,seolah dunia begitu kejam menganiaya kita.
Dan sampai suatu waktu kita merasa kosong,Menyendiri tanpa tahu harus berbuat apa.Saat saat inilah jiwa kita merasa terombang ambing tanpa ada pedoman hidup.
"Kadang kebenaran itu mencederai hati kita dan kita luka dan terus terluka dan kita sendiri tidak tau apa yang harus dilakukan seakan tidak ada lagi jalan penyelesaian kita merasa takut akan kenyataan sebenarnya.dan kita hanya mampu tersenyum,padahal hakikatnya kita mau menangis."
Kenapa berjanji tapi mengingkari,dan kenapa berbicara dusta?,masih merasa salah langkah atau hati penuh dengan kesalahan?,dan bila diberi amanah kenapa tidak mempertanggungjawabkannya?? bukankah sifat itu keji dan munafik??
Mereka tidak mengerti apa yang kita alami,mereka hanya memandang dan tidak berbicara,mata yang melihat tidak menyelami apa yang dirasakan didalam hati dan jiwa,kita sendiri mampu memberi senyuman,dan senyuman itu terus menutupi kesakitan yang dialami.
Semoga kita selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi fitnah dunia,sesungguhnya Allah SWT bersama dengan orang yang sabar.
"Mencintai seseorang yang tidak menyintai kita amatlah terasa menyakitkan,dan lebih menyedihkan dirinya yang kita miliki namun hatinya tidak dapat kita sentuhi".
Kesabaran itu penting dalam suatu hubungan,saling memberi ruang untuk mengalah bukan berarti suatu kesalahan atau kekalahan,karna yang penting bukan kekalahan atau kemenangan tapi kepentingan dari hubungan itu sendiri untuk dipertahankan.
Ku Menyayangimu,.....
Saturday, 14 April 2012
Six Days of Creation Earth and Heaven
Chapter Fussilet/Verses 9-12 (Pickthall)
041.009 Say (O Muhammad, unto the idolaters): Disbelieve ye verily in Him Who created the earth in two Days, and ascribe ye unto Him rivals ? He (and none else) is the Lord of the Worlds.
041.010 He placed therein firm hills rising above it, and blessed it and measured therein its sustenance in four Days, alike for (all) who ask;
041.011 Then turned He to the heaven when it was smoke, and said unto it and unto the earth: Come both of you, willingly or loth. They said: We come, obedient.
041.012 Then He ordained them seven heavens in two Days and inspired in each heaven its mandate; and We decked the nether heaven with lamps, and rendered it inviolable. That is the measuring of the Mighty, the Knower.
The attackers simply sum up the given days (in order) and conclude that Quran is talking about an “Eight Days of Creation” in these verses, so it is contradicting its other verses talking about a “Six Days of Creation”.
In fact, the problem stems from the translations, not Quran. The Arabic word translated as “measured” is قدر (kadera or Al-Qadar). I will not speculate the real meaning of this arabic word. Instead, I will let “the authority of Internet (Wikipedia)” speak: “Taqdir (Arabic: تقدير), literally to measure, refers to the doctrine of fate or predestination, qadar (Arabic: قدر), one of the aspects of aqeeda. The words are used throughout the collections of Hadith to mean predestination. Though qadr and taqdir both refer to predestination, they are of differing grammatical orders and thus not considered interchangeable.”. ... "Qadar is the Arabic word for Destiny. Qada' is the Arabic word for Decree. They may or may not be used interchangeably depending on the context." ... "In Islam, "predestination" is the usual English language rendering of a belief that Muslims call al-qada wa al-qadar in Arabic. The phrase means "the divine decree and the predestination"; al-qadar derives from a root that means to measure out."
So, the correct translation of that part of the original arabic verse (kaddera fıha akvateha in Latin) is “predestined therein its sustanance in four days, alike for all (who) ask”, not “measured therein its sustanance …”.
Confusing? No, it is not! Let’s form some other but similar sentences:
“and predestined therein life, before creating it (earth)”.
“and predestined stages for the moon, before creating it (moon)”.
There is nothing wrong (logically) in the above sentences. Simply put, the events narrated in verse 10 are not in chronological order and the last event (predestination of sustanances in 4 days) precedes the others and even the creation of earth! (Look at the following verse, verse 11). In verse 11, (after the predestination of sustanances, as indicated by the word "then" -usual translation of arabic word "thumma"-), the heaven and earth are commanded to "come into (being)" together. Obviously, that heaven is our solar system.
Without much ado, we can say that Quran gives a period of six days as the age of heavens (universe) and (the last) two days as the age of earth. This information coincides perfectly with the current cosmological data. Cosmological calculations indicates that our universe is 13.5 billion years of old and earth is 4.5 billions years of old. The division of these two numbers is the same as 2 / 6. All sacred texts of Abrahamic religions talk about six days of creation, but only Quran places the creation of earth into last two days.
By the way, Quran also talks about the "relativity of time":
Chapter Mearic/Verse 4
"The angels and the Spirit ascend unto Him in a Day the measure whereof is (as) fifty thousand years."
Some might find verse 10 of Quran's chapter Fussilet strange because of the unusual ordering of events. But this is a rhetorical device known as "flashback" and Quran is very rich in terms of such rhetorical devices. Flashback (also called Analepsis, plural Analepses) is an interjected scene that takes the narrative back in time from the current point the story has reached.
Tuesday, 10 April 2012
SEMUA BAYI TERLAHIR ISLAM
Semua bayi yang lahir ke dunia adalah seorang Muslim. Hanya saja, tidak ada yang menyadari hal tersebut. Demikian keyakinan Themise Cruz setelah dirinya memeluk Islam beberapa tahun silam.
"Kita lahir dalam keadaan Islam. Sayang, budaya sekitar kita yang mengubah kenyataan itu. Tapi Allah rupanya menyayangiku, ia berikan hidayah padaku untuk kembali pada Islam," papar dia.
Themis menuturkan perkenalannya pada Islam diawali saat ia mengikuti pelatihan di kampus selama bulan Ramadhan. Pelatihan itu digelar mahasiswa Muslim guna memperkenalkan Islam kepada warga kampus. "Di kampuslah, saya bertemu dengan Muslimah yang mengundang saya ke rumahnya untuk belajar dan makanan," kenang Themise.
Awalnya, ia merasa risih dengan perbedaan budaya antara ia dan temannya. Sempat terpikir untuk menolak, namun ia tidak mau terjebak dalam sterotip negatif tentang Islam. Ia harus membuka pikirannya tentang apa yang menjadi pandangan umum masyarakat Amerika Serikat saat itu.
Tapi sang Pencipta yang memberikan jalan kepada Themise untuk terikat dengan persahabatan dengan Muslimah, yang merupakan imigran dari Timur Tengah. Ia selanjutnya diperkenalkan dengan gaya hidup Islam. Dari persahabatan itulah, ia tahu setiap Muslim dilarang untuk mengkonsumsi alkohol dan daging babi. Ia juga menyaksikan sahabatnya itu melaksanakan shalat dan berpuasa.
"Sejak saat itu, saya pikir ada yang salah tentang pandangan masyarakat AS terhadap Islam. Jujur saya sempat bingung waktu itu, tapi saya tidak tahu kalau hal itu merupakan tanda saya mendapatkan hidayah dari Allah SWT," ungkapnya.
Kebingungan terus melanda Themise. Ia seolah makin bingung entah harus berbuat apa. "Saya berhasil dalam aspek materi kehidupan, tetapi pikiran dan hati saya selalu gelisah. Aku begitu lemah, aku seperti menipu diriku sendiri untuk percaya pada hal-hal bersifat material seperti apa yang diajarkan orang tua ku," kisah Themise.
Selepas ibunya meninggal, Themise kian hampa. Peninggalan harta melimpah tidak membuatnya tenang. Ia mencoba untuk melanjutkan hidupnya. Tapi lagi-lagi ia kembali didera kebingungan. "Aku tidak lagi mengabaikan Allah. Aku harus membuka diri atas Allah," kata Themise.
Tak berselang lama, Themise pun melaksanakan niatnya itu. Ia memang sudah membayangkan akan mengalami kesulitan untuk memulainya. Islam merupakan agama yang disiplin dengan ritual. Secara budaya, bahasa dan ritual, Islam jauh berbeda dengan keyakinan terdahulu. Beruntung, Themise mendapat banyak bantuan suami yang Muslim.
"Suamiku mengajarkan banyak hal tentang Islam. Berkat bantuannya, aku secara perlahan mulai memahami Islam. Harus diakui, aku seolah baru mengenal agama dan Tuhan ketika bersinggungan dengan Islam. Saya mulai pelahan membaca Quran selama berjam-jam pada suatu waktu," paparnya.
"Aku tahu, Allah akan menolong saya," tambah dia.
Semenjak menjadi Muslimah, Themise mulai berkomunikasi dengan saudara seiman. Mereka membantu Themise untuk lebih mudah memahami Islam. Sebulan sekali, Themise bersama teman-temannya itu menggelar pengajian. Banyak hal baru yang diperoleh Themise.
Ia pun mulai memahami pentingnya kesabaran dan pemahaman. Hal itulah, yang menyebabkan Themise kian menyadari keberadaan Pencipta. "Dia memberikan ku kekuatan dan kesabaran. Aku selalu menyadari Allah selalu bekerja dengan cara-Nya yang mungkin tidak dimengerti manusia," kata dia.
Tidak Diterima
Secara perlahan Themise mulai terbiasa dengan identitas barunya sebagai Muslimah. Namun, tidak dengan keluarganya. Hingga kini, keputusannya memeluk Islam tidak diterima oleh keluarganya. Keluarganya pun menolak keberadaan suaminya. "Bagaimana Anda meninggalkan Yesus, sementara aku mengasihi Yesus," kata salah seorang kerabatnya kepada Themise.
Themise begitu tenang menjawab pertanyaan itu. Menurutnya, ia tidak meninggalkan Yesus. Hanya saja, dirinya mulai memahami ajaran Yesus sebenarnya. "Islam mengharuskan setiap Muslim mengimani para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Artinya, setiap Muslim harus menghormati Yesus dan Ibrahim," jawab Themise kepada kerabatnya itu.
Perjuangan Themise untuk menjadi seorang Muslim paripurna belum selesai. Dihadapannya menunggu sejumlah tantangan yang menguji kualitas keimannya. "Aku tahu budaya Barat belum menerima atau memahami Islam. Kita masih dianggap sebagai fundamentalis atau teroris," ungkapnya.
"Saat ini, pengetahuanku masih rendah. Aku hanya berpikir untuk menutup pikiran dan hati ku atas apa yang mereka katakan tentang muslim. Semoga kami selalu dibeirkan kesabaran dan kasih sayang. Dan semoga Allah membuka pintu hati dan pikiran mereka pada kebenaran," pungkasnya.
Subhanallah,Maha Besar Allah atas Segala Firman-Nya
Friday, 6 April 2012
Mulutmu Harimaumu
“Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS Qaaf [50]: 18)
Lidah tidak bertulang. Petatah itu menggambarkan bagaimana lidah bisa membawa si pemiliknya menuju pintu surga atau menuju pintu neraka. Bahaya yang ditimbulkan oleh lidah sangat besar, dan petaka yang bermula darinya juga luar biasa. Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Pernah memegang lidahnya sambil menangis dan berkata, “Inilah yang mendatangkan berbagai bencana padaku.”
Lidah memiliki banyak “penyakit” yang bisa membawa pemiliknya mendapatkan malapetakan seperti perkataan dusta, gosip, adu domba, perkataan kasar, mencela, perkataan kotor, kesaksian palsu, kata-kata laknat, cemoohan, merendahkan orang lain, dan sebagainya. Karena itu tidak aneh jika banyak perkataan yang menghantarkan pelakunya ke neraka, lantaran ia tidak bisa mengontrol lidahnya, dan membiarkan kata-katanya liar.
Lidah laksana binatang buas yang amat berbahaya, ular berbisa, dan api yang meluap-luap. Ibnu Abbas ra, pernah berkata kepada lidahnya sendiri, “Wahai lidah, katakanlah yang baik niscaya engkau akan meraih kebaikan. Atau diamlah, niscaya engkau akan selamat. Semoga Allah merahmati seorang muslim yang menahan lidahnya dari kehinaan, mengikatnya dari gosip, mencegahnya dari ucapan sia-sia, dan menahannya dari kata-kata yang diharamkan.”
Dalam hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda kepada Mu’adz ra. sambil memegang lidah, “Tahanlah ini!” Mu’adz berkata, “Apakah kami akan disiksa karena apa yang kami ucapkan, wahai Rasulullah?” “Ibumu akan kehilangan dirimu wahai Muadz. Tidaklah wajah orang-orang itu dilemparkan ke dalam api neraka melainkan karena hasil perbuatan lidah mereka." (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Namun begitu, lidah juga merupakan sarana menuju kebaikan dan bisa mengantarkan pemiliknya ke pintu surga. Maka, alangkah damainya orang yang senantiasa berzikir, memohon ampun, memuji, bertasbih, bersyukur, dan bertobat kepada Allah dengan lidahnya. Dan alangkah malangnya orang yang mengoyak kehormatan
manusia, menodai kesucian, serta mendongkel nilai-nilai kebenaran.
Semoga Allah merahmati orang yang berhati-hati dengan segala ucapannya, mengatur lirikan-lirikan matanya, menghaluskan tutur katanya, dan menimbang-nimbang dahulu apa yang akan diucapkan. Allah SWT berfirman, “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qâf
[50] : 18)
Dalam hadisnya, Rasulullah SAW juga selalu mengingatkan umatnya untuk selalu menjaga kehormatan lidahnya dalam berbicara. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang terletak di antara dua rahangnya (lidah), dan apa yang terletak di antara dua pahanya (kemaluan), maka aku akan menjamin untuknya surga.” HR Bukhari dari Sahl bin Sa’ad.
Patut kita sadari, melatih jiwa kita untuk selalu melaksanakan perbuatan-perbuatan yang dianjurkan Allah SWT dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Ya Allah, kami memohon pada-Mu agar kami memiliki lidah-lidah yang
jujur dan hati yang bersih.
Tuesday, 3 April 2012
HangZhou Steam Turbines with Siemens Technology
Further, the company offers steam and gas turbine, generator, gear box, boiler, air cooler, condensator, power plant equipment, water turbine, air compressor, fan, controlling equipment, spare parts, and materials. Additionally, it engages in researching, developing, and application of energy saving and environment protection technologies; promoting and selling environment protection products; and a provision technical consulting services, feasibility researching, designing, and contracting environment protection projects. The company also provides steam turbine periphery; and design, installation, consultation, and technology services. Its products are used in various industries, such as electric power and petrol chemistry; rotator machinery, compressor, air-blower, pump, and squeezer; oil refining, chemical, chemical fertilizer, building materials, metallurgy, electricity, light, and environmental protection; and power plants. The company was founded in 1958 and is based in Hangzhou, China. Hangzhou Steam Turbine Co., Ltd. is a subsidiary of Hangzhou Steam Turbine Power Group Co., Ltd.
Given the relatively low fuel cost of coal- and nuclear-powered steam turbine generators, and the increasing strategic value of existing sites, a modernization of existing equipment can be more cost-effective and faster than installing new generation equipment. Performance Enhancement Programs can help you to improve assets and environmental compatibility, and furthermore lead to higher reliability and overall performance. Our customers are impressed by the performance enhancements resulting from modernizations. We prepare either your power plant, your plant in the oil & gas sector or your industrial plant for tomorrow and beyond. We inspect your plant, whether Siemens plants or plants manufactured by other OEMs, and give you the options tailored to your needs.
Focused on the turbine generator and its auxiliaries, Hangzhou with Siemens Technology provides the interface across various disciplines to address the boiler (or steam generator), the control system and the balance of plant considerations on any modernization activity. We also assist in evaluating the net present value calculation and IRR analyses necessary to justify the project. In addition, uniquely qualified engineers provide complete turnkey installation of modernized equipment in concert with the plant's inspection requirements and scheduled outage duration. They can help to plan the outage work in detail with other subcontractors to ensure an on-time completion. Finally, Hangzhou has the capability to utilize creative financing for the modernization capital, based on sales of the incremental megawatts.
Wednesday, 7 March 2012
5 Tips Terbaik untuk Hidup Sehat Anda
"Kesehatan adalah kekayaan" kata pepatah. Anda tidak dapat dikatakan cukup menghasilkan kekayaan ketika Anda sakit. Oleh karena itu penting untuk mempertahankan gaya hidup yang sehat.
Ada 5 tips untuk hidup sehat yang dapat diaplikasikan di kehidupan anda sehari hari untuk kehidupan sehat anda.
1. Makanan. Kesehatan setiap orang tergantung pada apa yang ia makan. Orang yang makan dan diet seimbang; kaya karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, lemak dan minyak dan air pasti akan sehat.
Tubuhnya akan mengembangkan antibodi yang cukup yang akan berperang melawan setiap antigen yang masuk ke dalam tubuh. Semua sel dan jaringan yang rusak akibat kegiatan sehari-hari akan diisi ulang. Satu yang lain, orang yang makan diet seimbang akan sakit dari waktu ke waktu.
Juga orang yang mengkonsumsi banyak alkohol, merokok, mengambil obat keras dll, akan membahayakan kesehatannya. Hal-hal akan menghancurkan sistem kekebalan tubuh, sel-sel dan jaringan.
Hal ini akan mengakibatkan penyakit seperti kanker, tekanan darah tinggi, diabetes dll .Pertanyaannya datang kepada Anda sekarang, apa yang Anda makan? Apa yang anda biasanya makan? Berpikir dan bertindaklah sekarang untuk hidu sehat anda :)
2. Olahraga. Olahraga sangat penting untuk hidup sehat. Hal ini memungkinkan kita meregangkan otot dan jaringan, membakar lemak dalam tubuh kita, membuat peredaran darah , pencernaan, pernafasan, dan sistem ekskretoris kita bekerja dengan baik.
Olahraga membuat kita tidur dan istirahat dengan baik. Manfaat yang diperoleh dari Olahraga begitu banyak. Ada berbagai jenis olahraga yang bisa kita lakukan seperti: berjalan, berjalan, melompat, menari, jogging, bersepeda, sepakbola, basket, dll
Anda dapat memilih dari salah satu diantaranya. Cobalah sebisa mungkin keringat. Berolah raga sedikitnya dua jam setiap minggu. Tidak peduli Anda membuat jadwal yang ketat untuk waktu berolahraga.
3. Beristirahat. Tubuh adalah seperti sebuah mesin yang dapat mengurai jika tidak didinginkan setelah bekerja berjam – jam. Istirahat membantu tubuh kita menjadi lebih segar, lebih efisien dan tentu lebih produktif.
Ketika kita beristirahat, metabolisme tubuh melambat, dan pada saat itu dilakukan perbaikan pada sel-sel dan jaringan. Beberapa orang telah menyalahgunakan tubuh mereka dengan bekerja sepanjang tahun dan pada akhirnya adalah merusak sistem tubuh mereka. Luangkan waktu sejenak untuk liburan dan bersantai, ini sangat baik untuk kesehatan Anda. :)
4. Bekerja. Pekerjaan sangat penting untuk mempertahankan hidup sehat. Bekerja dapat menciptakan kekayaan, dan kekayaan digunakan untuk mempertahankan hidup sehat. Sebuah kata pepatah berkata "dia yang tidak bekerja tidak boleh makan".
Dan kita tahu kesehatan implikasi-sakit dan kematian. Jangan pernah malas, ada banyak hal yang harus dilakukan untuk menciptakan kekayaan, terlibatlah dalam pekerjaan dan jadikanlah hidup anda bahagia.
5. Lingkungan. Tempat kita tinggal menentukan keadaan kesehatan kita. Sebuah lingkungan, kotor rawan nyamuk, udara daerah tercemar tentu akan membahayakan kesehatan kita. Jika kita menjaga lingkungan kita tetap bersih, maka niscaya hidup kita akan selalu sehat.
Sunday, 4 March 2012
Kasih Sayang Ibu
Di sebuah rumah sakit bersalin, seorang ibu baru saja melahirkan jabang bayinya. "Bisa saya melihat bayi saya?" pinta ibu yang baru melahirkan itu penuh rona kebahagiaan di wajahnya. Namun, ketika gendongan berpindah tangan dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungil itu, si ibu terlihat menahan napasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit, tak tega melihat perubahan wajah si ibu. Bayi yang digendongnya ternyata dilahirkan tanpa kedua belah telinga! Meski terlihat sedikit kaget, si ibu tetap menimang bayinya dengan penuh kasih sayang.
Waktu membuktikan, bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari, anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan si ibu sambil menangis. Ibu itu pun ikut berurai air mata. Ia
tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Sambil terisak, anak itu bercerita, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."
Begitulah, meski tumbuh dengan kekurangan, anak lelaki itu kini telah dewasa. Dengan kasih sayang dan dorongan semangat orangtuanya, meski punya kekurangan, ia tumbuh sebagai pemuda tampan yang cerdas. Rupanya, ia pun pandai bergaul sehingga disukai teman-teman sekolahnya. Ia pun mengembangkan bakat di bidang musik dan menulis. Akhirnya, ia tumbuh menjadi remaja pria yang disegani karena kepandaiannya bermusik.
Suatu hari, ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuk putra Bapak. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Maka, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya kepada anak mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelaki itu, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia," kata si ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Ia pun seperti terlahir kembali. Wajahnya yang tampan, ditambah kini ia sudah punya daun telinga, membuat ia semakin terlihat menawan. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.
Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia lantas menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."
Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, si ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku. Sang ayah lantas menyibaknya sehingga sesuatu yang mengejutkan si anak lelaki terjadi. Ternyata, si ibu tidak memiliki telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik si ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, ‘kan?"
Melihat kenyataan bahwa telinga ibunya yang diberikan pada si anak, meledaklah tangisnya. Ia merasakan bahwa cinta sejati ibunya yang telah membuat ia bisa seperti saat ini.
Sahabat,
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh, namun ada di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun justru pada apa yang kadang tidak dapat terlihat. Begitu juga dengan cinta seorang ibu pada anaknya. Di sana selalu ada inti sebuah cinta yang sejati, di mana terdapat keikhlasan dan ketulusan yang tak mengharap balasan apa pun.
Dalam cerita di atas, cinta dan pengorbanan seorang ibu adalah wujud sebuah cinta sejati yang tak bisa dinilai dan tergantikan. Cinta sang ibu telah membawa kebahagiaan bagi sang anak. Inilah makna sesungguhnya dari sebuah cinta yang murni. Karena itu, sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan jasa seorang ibu. Sebab, apa pun yang telah kita lakukan, pastilah tak akan sebanding dengan cinta dan ketulusannya membesarkan, mendidik, dan merawat kita hingga menjadi seperti sekarang.
Mari, jadikan ibu kita sebagai suri teladan untuk terus berbagi kebaikan. Jadikan beliau sebagai panutan yang harus selalu diberikan penghormatan. Sebab, dengan memperhatikan dan memberikan kasih sayang kembali kepada para ibu, kita akan menemukan cinta penuh ketulusan dan keikhlasan, yang akan membimbing kita menemukan kebahagiaan sejati dalam kehidupan
Waktu membuktikan, bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari, anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan si ibu sambil menangis. Ibu itu pun ikut berurai air mata. Ia
tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Sambil terisak, anak itu bercerita, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."
Begitulah, meski tumbuh dengan kekurangan, anak lelaki itu kini telah dewasa. Dengan kasih sayang dan dorongan semangat orangtuanya, meski punya kekurangan, ia tumbuh sebagai pemuda tampan yang cerdas. Rupanya, ia pun pandai bergaul sehingga disukai teman-teman sekolahnya. Ia pun mengembangkan bakat di bidang musik dan menulis. Akhirnya, ia tumbuh menjadi remaja pria yang disegani karena kepandaiannya bermusik.
Suatu hari, ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuk putra Bapak. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Maka, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya kepada anak mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelaki itu, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia," kata si ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Ia pun seperti terlahir kembali. Wajahnya yang tampan, ditambah kini ia sudah punya daun telinga, membuat ia semakin terlihat menawan. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.
Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia lantas menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."
Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, si ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku. Sang ayah lantas menyibaknya sehingga sesuatu yang mengejutkan si anak lelaki terjadi. Ternyata, si ibu tidak memiliki telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik si ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, ‘kan?"
Melihat kenyataan bahwa telinga ibunya yang diberikan pada si anak, meledaklah tangisnya. Ia merasakan bahwa cinta sejati ibunya yang telah membuat ia bisa seperti saat ini.
Sahabat,
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh, namun ada di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun justru pada apa yang kadang tidak dapat terlihat. Begitu juga dengan cinta seorang ibu pada anaknya. Di sana selalu ada inti sebuah cinta yang sejati, di mana terdapat keikhlasan dan ketulusan yang tak mengharap balasan apa pun.
Dalam cerita di atas, cinta dan pengorbanan seorang ibu adalah wujud sebuah cinta sejati yang tak bisa dinilai dan tergantikan. Cinta sang ibu telah membawa kebahagiaan bagi sang anak. Inilah makna sesungguhnya dari sebuah cinta yang murni. Karena itu, sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan jasa seorang ibu. Sebab, apa pun yang telah kita lakukan, pastilah tak akan sebanding dengan cinta dan ketulusannya membesarkan, mendidik, dan merawat kita hingga menjadi seperti sekarang.
Mari, jadikan ibu kita sebagai suri teladan untuk terus berbagi kebaikan. Jadikan beliau sebagai panutan yang harus selalu diberikan penghormatan. Sebab, dengan memperhatikan dan memberikan kasih sayang kembali kepada para ibu, kita akan menemukan cinta penuh ketulusan dan keikhlasan, yang akan membimbing kita menemukan kebahagiaan sejati dalam kehidupan
Saturday, 25 February 2012
Tarekat Syech Abdul Qadir Djaelani
Muslim mengikuti tarekat (jalan spiritual menuju Allah Ta'ala) berdasarkan syariat (hukum Islam yang suci).
Dalam urusan syariat (hukum Islam suci), Mahbub Sub-hani Syaikh 'Abdul Qadir Jilani Rady Allahu' Anhu adalah dalam madzhab Hanbali (sekolah hukum Muslim suci) serta mazhab Syafi'i, dan Kepala eksponen dari Ahlus-Sunnah wal u's Jama'ah (orang-orang yang mengikuti gaya hidup Nabi Muhammad dan para sahabatnya diberkati).
Cara untuk lebih dekat kepada Allah Ta'ala adalah melalui pemenuhan kewajiban agama , ibadah sunah siang dan malam, melalui pengingatan kepada sang Khalik (zikir) Allah, salawaat tanpa henti (doa berkat) pada Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wa Sallam, Sunnah puasa, amal, sifat zuhudnya (pantang) dan juhd (pengurasan tenaga di jalan Allah Ta'ala) sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad sendiri. Ini kemudian dinamakan tarekat (jalan spiritual menuju Allah Ta'ala) yang berakar pada syariah (Hukum Islam suci).
Syaikh 'Abdul Qadir Jilani belajar tentang misteri tarekat dan budaya spiritual menyerap (tasawwuf) di tangan Syaikh Hammad bin Muslim al-Dabbas, rahmatullahi' alayh. Secara tradisional, ketika seseorang diinisiasi ke dalam tarekat, ia diberi khirqa (jubah sufi). Syaikh 'Abdul Qadir Jilani telah dianugerahkan khirqa oleh Syaikh Qadhi Abi Sa'id al-Makhzumi, rahmatullahi' alayh, (disebut sebagai Al Mukharrimi atau Al-Makhrimi dalam beberapa teks).
Seorang Syekh (tokoh spiritual muslim), wangi dalam syariah, tarekat dan haqiqi ma'rifa (pengetahuan tentang realitas rohani), mampu mengetahui tingkat spiritual seorang murid (pencari spiritual / murid) dan dapat menetapkan awraad tambahan dan azkaar (ibadah sunah secara rutin) yang akan dilakukan untuk mencapai kemajuan spiritual. Syaikh 'Abdul Qadir Jilani kemudian menjadi lambang guru spiritual tersebut.
Para tarekat diikuti oleh Syaikh 'Abdul Qadir Jilani Rady Allahu' Anhu kemudian disebut setelah dia sebagai tarekat Qadiriyyah dan itu datang yang akan diterima secara universal sebagai jalan ilahi-dipandu untuk kemajuan rohani melalui zikir (mengingat) Allah untuk membersihkan hati seseorang segala kejahatan, untuk memimpin kehidupan yang baik, untuk mencapai kecintaan pada Nabi Suci Muhammad Sallallahu 'alaihi wa Sallam, kasih dari Ahl u'l Bayt (Rumah Tangga Nabi diberkati), maka kasih para sahabat, (sahabat) dan kasih Allah awliya (teman Allah), dan mengikuti syariah (hukum Islam suci) sesuai dengan ajaran salah satu dari empat Imam madzhab, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal, semoga Allah Ta'ala meridhai mereka semua
Subscribe to:
Posts (Atom)