Thursday 12 May 2011

Air Mata untuk Ayah


Dulu ayah memang keras mendidik anak anaknya,tapi untuk suatu kebaikan.Akan kah kita dapat membalas semua kasih sayang yg diberikan keduanya,..
Renungkanlah muhasabah ini untuk berbakti kepada orang tua kita,.


'Ayah, lihatlah air mataku. Air mata anakmu yang selalu mencintaimu. Ayah selalu bilang sayang padaku tetapi ayah tidak menjaga kesehatan, membuat ayah menjadi sakit, kenapa yah? Aku juga mencintaimu, Aku tidak ingin ayah pergi. Jika aku menangis, siapa yang akan mengusap air mataku? Jika aku kangen, siapa yang memelukku? Ayah tidak pernah menjawab setiap kali aku bertanya, ayah hanya tersenyum. Hatiku perih, ayah. Semua kenangan itu, senyuman itu selalu membuat berlinang air mataku, tidak ada seorangpun yang dapat menghentikannya , karena aku rindu padamu, Ayah... Air mata ini untuk ayah..

ditulis oleh kabul Abdullah 



Renungkanlah saudaraku,..berkah allah ada pada orangtuamu,berbaktilah,.

Pada suatu sore seorang ayah bersama anaknya yang baru saja menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon. Si ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya, “Nak, apakah benda tersebut?” “Burung gagak”, jawab si anak. Si ayah mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit keras, “Itu burung gagak ayah!” Tetapi sejenak kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak marah dengan pertanyaan yang sama dan diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih keras, “BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.
Namun tidak lama kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama sehingga membuatkan si anak kehilangan kesabaran dan menjawab dengan nada yang ogah-ogahan menjawab pertanyaan si ayah, “Gagak ayah…….”. Tetapi kembali mengejutkan si anak, beberapa saat kemudian si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanyakan pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar kehilangan kesabaran dan menjadi marah. “Ayah!!! saya tidak mengerti ayah mengerti atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah menanyakan pertanyaan tersebut dan sayapun sudah memberikan jawabannya. Apakah yang ayah ingin saya katakan???? Itu burung gagak, burung gagak ayah,” kata si anak dengan nada yang begitu marah.
Si ayah kemudian bangkit menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang terheran-heran. Sebentar kemudian si ayah keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih marah dan bertanya-tanya. Ternyata benda tersebut sebuah buku harian lama. “Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diari itu”, pinta si ayah.
Si anak taat dan membaca bagian yang berikut………. “Hari ini aku di halaman bersama anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, “Ayah, apakah itu?”. Dan aku menjawab, “Burung gagak”. Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya pertanyaan yang sama dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayang aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu pendidikan yang berharga.” Setelah selesai membaca bagian tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu.
Si ayah dengan perlahan bersuara, “Hari ini ayah baru menanyakan kepadamu pertanyaan yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah kehilangan kesabaran dan marah.”

JAGALAH HATI KEDUA IBU DAN BAPAK, HORMATILAH MEREKA.
SAYANGILAH MEREKA SEBAGAI MANA MEREKA MENYAYANGIMU DI WAKTU KECIL

" Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. [QS Al Israa’ 17:23.]

Ditulis oleh Kabul Abdullah

No comments:

Post a Comment