Ada artikel Inspirasi "Ilmu memancing" ini bukan menceritakan tentang bagaimana mendapatkan ikan sebanyak banyaknya tetapi menggambarkan bagaimana kita berbagi ilmu dari ilustrasi 2 orang yang jago memancing, yang satu tanpa pamrih mau berbagi imu keahliannya, dan lainnya tidak mau berbagi dengan alasan keahliannya terlalu mahal untuk dibagikan.
perbedaan ini berpengaruh pada hari tua mereka,pemancing yang tidak mau berbagi ilmu,harus memancing sendiri untuk mencukupi kebutuhannya bahkan disaat hari tua menjemputnya.Sedangkan pemancing yang murah hati mendapatkan ikan berlimpah sebagai'hadiah' dari murid muridnya yang berhutang budi padanya.
Dalam keseharian kita sangat mudah menjumpai karakter dari 2 orang tersebut,keduanya merupakan karakter dari manusia secara umum.
Ilmu yang didapat dari mana saja bisa,dari guru,orangtua,.majalah,.buku dan alam sekitar.apalagi dijaman sekarang,internet mudah diakses dimana mana.Fasilitas ini ibarat perpustakaan yang tidak ada batasnya,karena makin beragamnya sumber ilmu,jadi tidak ada alasan untuk tidak belajar.
kita bisa menemukan segala ilmu dari sana dan mempelajarinya secara otodidak sampai menjadi ahli
jika kita sudah ahli maukah berbagi ilmu dengan sesama???
Harta ilmu berbeda dengan harta benda.jika kita berbagi harta benda,jumlah kekayaan kita akan berkurang sesuai dengan jumlah harta yang kita berikan.
Ilmu yang kita berikan kepada orang lain tidak membuat ilmu kita berkurang,didalam alquran juga telah dikatakan, "sampaikanlah walaupun satu ayat" .Ilmu yang kita berikan ibarat nyala api dalam lilin,walaupun memberikan api kepada lilin lilin yang lain,lilin itu tidak berkurang cahayanya.
maka berbahagialah mereka yang memberikan ilmu tanpa mengharapkan balasanya karena sesungguhnya hukum alam selalu memberikan imbalan setiap amal perbuatan yang kita lakukan tanpa perlu memintanya.Maka pada saat kita mempunyai kesempatan untuk memberi,berilah!!karena dari sisi lain kita pasti akan mendapatkan sesuatu bahkan diluar dugaan kita,.amiin..
by kabul abdullah
Tuesday, 24 May 2011
Monday, 16 May 2011
Makna Sholat khusyuk
' Mengapa banyak orang yang rajin shalat masih tetap korupsi? Mengapa banyak orang yang gemar shalat masih suka melakukan kemaksiatan? Mengapa banyak orang yang terbiasa shalat tapi sakit-sakitan? Bila hal itu ditanyakan kepada Ustadz Ansufri Idrus Sambo, niscaya ia akan menjawab, ”Sebab shalat orang itu belum khusyuk.” Menurut lelaki kelahiran Medan, Sumatera Utara, 20 November 1970, kekhusyukan dalam shalat merupakan kunci agar shalat itu benar-benar membekas seperti penegasan Allah dalam Alquran, ”Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.”
Lalu, mengapa banyak orang yang belum khusyuk shalatnya? Hal itu, kata alumnus Jurusan Matematika, FMIPA Institut Pertanian Bogor itu, karena mereka belum memahami tatacara shalat yang khusyuk. ”Betapa banyak orang yang setiap hari mengerjakan shalat, namun mereka tidak mengetahui cara mencapai shalat yang khusyu,” ujarnya.
Hal itu pun pernah dialami oleh lelaki yang pernah nyantri di Pesantren Ulul Albab, Bogor itu. Bertahun-tahun ia mencoba memahami arti khusyuk dan mencari cara untuk menggapai shalat yang khusyu’. Namun ia tidak juga menemukannya. ”Saya bertanya kepada banyak ustadz. Namun jawaban yang saya peroleh tidak memuaskan saya. Karena itu saya terus mencarinya,” papar ayah empat anak itu.
Lelaki yang akrab dipanggil Ustadz Sambo itu melakukan berbagai cara untuk mencari dan menemukan makna khusyu’ dalam shalat. Selain bertanya kepada para ustadz, ia pun rajin membaca berbagai macam buku. Cara lainnya yang rutin ia lakukan adalah melakukan i’tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan. Ia melakukannya di Masjid Ulul Albab, setiap tahun sejak tahun 1993.
Ketika tahun 1999 ia berkesempatan menunaikan umrah Ramadhan, maka ia pun memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan i’tikaf. ”Setelah mencari selama 13 tahun, Alhamdulillah, akhirnya pada tahun 2005, sewaktu iktikaf Ramadhan, saya menemukan makna dan cara menggapai khusyuk dalam shalat,” kata lelaki yang pernah belajar Ilmu Bahasa Arab dan Ilmu Tafsir selama satu tahun di Jordan.
Selama ini, kata lelaki yang tengah menyelesaikan program magister di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, khusyuk itu terlalu abstrak, padahal sebetulnya tidak. Nabi sewaktu jadi imam, mendengar anak menangis. Lain waktu, ia shalat sambil menggendong cucunya. ”Khusyuk itu adalah kenikmatan berdialog dengan Tuhan. Jadi, bukan berarti tidak ingat apa-apa, tapi hal-hal lain kalah dengan nikmat dialog itu,” tegasnya.
Sambo lalu memberikan rahasia singkat cara mencapai shalat khusyuk. Misalnya, tidak terburu-buru, tidak dalam keadaan perut lapar, tidak menahan buang angin ataupun buang air kecil, mengenakan pakaian terbaik, matikan ponsel, serta memahami bacaan shalat. Selain itu, bacaan shalat hendaknya perlahan-lahan, jangan terburu-buru. ”Lakukanlah shalat dengan bacaan yang menghiba, memelas, merintih kepada Allah. Sebab, Nabi mengatakan, ‘Allah senang mendengarkan hamba-Nya merintih’,” papar Sambo.
Setelah shalat ditunaikan dengan sebaik-baiknya, maka shalat itu harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, yakni meninggalkan maksiat. ”Inilah salah satu hikmah terpenting shalat,” tuturnya.
Di tengah kesibukannya sebagai juru dakwah, ustadz yang hobi bulutangkis itu telah memformulasikan langkah praktis yang teruji untuk mencapai kekhusyukan dalam melaksanakan shalat, yang dikenal luas dengan nama Manajemen Sholat menuju Khusyu’ dan Nikmat (MSKN). ”Insya Allah formula ini apabila diamalkan dengan benar dapat membangkitkan kesehatan dan kekuatan diri, dan pada akhirnya dapat memperoleh kesuksesan hidup dunia dan akhirat,” paparnya.
Ia telah memberikan pelatihan manajemen shalat khusyuk kepada ribuan orang. Baik karyawan perusahaan-perusahaan besar maupun jamaah majelis ta’lim. ”Kami tengah menyiapkan acara gerakan nasional shalat untuk menyelamatkan bangsa, yang insya Allah akan digelar pada Mei 2007,” ujarnya.
Dengan memadukan logika matematika dan pemahaman terhadap dalil (Alquran dan hadis), Sambo mengembangkan berbagai program yang sampai sekarang terus digelutinya. Ia misalnya, membuat model pemberdayaan masyarakat miskin secara terpadu melalui Yayasan HILAL yang dipimpinnya. Selain itu juga mengembangkan metode yang disebutnya “Buraq”, sebuah cara praktis untuk menterjemahkan Alquran secara mudah sistem 16 jam).
Kini Sambo berencana membuat Pesantren Imam Masjid. ”Saya berharap pesantren tersebut akan menghasilkan imam-imam masjid yang benar pemahaman agamanya dan khusyuk dalam shalatnya,” ujarnya. Semoga terlaksana dan barokah.
Sunday, 15 May 2011
Makanlah yang sehat
MESKI ilmu kedokteran tak mengenal istilah masuk angin, banyak orang yakin masuk angin adalah masuknya pathogen angin atau pathogen dingin melalui kulit, mulut, atau hidung. Pathogen angin ini hanga masuk saat tubuh dalam kondisi menurun.
Jika tubuh dalam kondisi fit, pathogen atau virus angin bisa terhadang oleh daya tahan tubuh. Sebaliknya, saat badan drop, virus ini bisa herkembang menjadi masuk angin yang kalau berlanjut bahkan bisa memancing munculnya batuk dan pilek.Agar daya tahan tubuh mampu menghalaunya, para dokter memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Pertama, perbanyak asupan makanan dengan kalori yang tinggi. “Jika perut tak sanggup, Anda bisa menggantinya dengan sup kaldu berprotein tinggi,” ajar Inayah Budiwati, dokter dari Klinik Hang Lekiu, Jakarta Selatan. Makanan atau asupan berkalori atau berprotein tinggi akan membantu tubuh kembali fit.
Pada musim hujan berhawa dingin, tubuh butuh asupan kalori yang cukup untuk menstabilkan suhu tubuh. Suhu tubuh nan stabil akan membuat seseorang mampu menangkal penyakit yang datang. Pola makan yang tinggi kalori selama musim hujan bisa membantu metabolisme tubuh sehingga badan tetap hangat.
Kedua, biasakan pola hidup yang bersih. Soalnya, apapun penyakit yang muncul umumnya bermula pada pola hidup yang tidak sehat serta kondisi lingkungan yang kotor. Saat musim hujan seperti sekarang, misalnya, pola hidup yang bersih dan seimbang akan berbagai serangan penyakit.
Namun, ” Pola hidup yang bersih itu tetap harus ditunjang dengan aktivitas fisik yang pas serta gaya hidup yang seimbang,” imbuh Saptawati Bardosono, dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sebaliknya, lingkungan kotor akan membuat tubuh sangat rentan terhadap serangan penyakit.
Ketiga, biasakan untuk selalu mencuci tangan. Seperti kita tahu, tangan memegang fungsi penting dalam tubuh. Ada banyak sentuhan dan rangsangan yang membutuhkan tangan. Tangan dengan mudah bisa bersentuhan dengan seluruh bagian tubuh, seperti mata, hidung, mulut dan anggota tubuh lainnya. “Tangan yang kotor bisa menyebarkan virus ke tubuh,” War Nella Suhuyanly, dokter dari Omni Hospital.
Oleh karena itu, biasakan memulai aktifitas apapun dengan mencuci tangan terlebih dulu. Sebagian virus, seperti flu, biasanya menyebar lewat kontak langsung. Menggunakan sabun dan air hangat bisa mematikan virus-virus yang menempel di tangan.
Keempat, ada baiknya kita mengonsumsi makanan yang mengandung phytochemical alias vitamin alami pada tumbuhan. Umumnya, vitamin ini ada banyak pada buah-buahan atau sayuran segar berwarna hijau, merah dan kuning gelap. Sayur atau buah yang mengandung phytochemical akan membantu memperkuat daya taban tubuh. “Mengkonsumsi buah yang kaya antioksidan sebenarnya sudah cukup efektif mengusir masuk angin,” ujgr Mulyadi, dokter dari klinik Medizone.
Kelima, perbanyak minum air putih. Air berfungsi mengangkat racun-racun yang ada dalam tubuh. Air juga sekaligus mampu mengencerkan dahak yang terlanjur bersemayam dalam tubuh. Orang dewasa butuh minum sedikit-nya delapan gelas air sehari. Selain minuet air putih, kata Mulyadi, air jahe juga sangat bermanfaat untuk membantu mengembalikan tubuh agar kembali fit. “Sebetulnya masuk angin ringan itu tak membutuhkan obat,” ajar Mulyadi.
Sebagai perbandingan, di Eropa, jika seseorang terkena gejala pegal, kembung, meriang, mereka biasanya mengonsumsi sup hangat dengan bahan kaldu untuk menghangatkan tubuh. Keraudian, mereka akan beristirahat dengan menyelimuti tubuh dengan selimut tebal.
Sementara, di Timur, seperti kebiasaan masyarakat Jawa, mereka mengonsumsi wedang jahe hangat atau teh hangat, Badan kemudian bisa dibalur dengan minyak kayu putih agar hangat. Kata Inayah, pijatan yang merata ke tubuh juga bisa berfungsi melancarkan timbunan asam laktat dalam tubuh sekaligus merilekskan otot agar aliran darah kembali lancar. “Yang juga penting, istirahat yang cukup,” ajar Inayah
by kabul abdullah
Saturday, 14 May 2011
The terrible News of the world
Osama Bin Laden Dead, Obama Announces
“Tonight I can report to the American people and the world that the United States has conducted an operation that killed Osama bin Laden,” Obama said during brief remarks at the White House.
“Justice has been done,” he said, in comments that marked a formal end of the manhunt for the most visible and emotionally-charged symbol of the terrorist attacks of Sept. 11, 2001.
The president said U.S. intelligence operatives received a tip in August on bin Laden’s whereabouts, which ultimately led to Sunday’s attack. Obama said he determined last week that the U.S. had enough reliable information to take action; by Sunday morning, he had authorized “a small team of Americans” to conduct an operation targeting bin Laden.
“After a fire fight, they killed Osama bin Laden and took custody of his body,” the president said. “No Americans were harmed. They took care to avoid civilian casualties.”
Obama said the 9/11 attacks that bin Laden and his lieutenants orchestrated nearly 10 years ago remain “the worst attack on the American people in our history” and said the images of the crumbling Twin Towers “are seared into our national memory"
The Cruelty of Terrorist On September 2001
Humans are best creations; they are most intelligent in all existing species on the earth. With this intelligence they ruled the world and destroyed it too. Here are the 29 pictures which tell our sad past.
In the morning September 11, 2001, two hijacked passenger jets crashed into the Twin Towers of the World Trade Center in New York City. This was no accident, but rather a series of attacks done by suicide bombers engaged with the Al-Qaeda terrorist group.
The attacks killed all the passengers on board the hijacked planes, and took away 2,974 innocent lives at the World Trade Center. More than 90 countries lost citizens in the attack, and the stock market was closed for a week.
Abu Ghraib:
Beginning in 2004, accounts of physical, psychological, and sexual abuse, including torture, rape, sodomy, and homicide of prisoners held in the Abu Ghraib prison in Iraq (also known as Baghdad Correctional Facility) came to public attention. These acts were committed by personnel of the 372nd Military Police Company of the United States Army together with additional US governmental agencies.
An Afghan Refugee Child Hides From a Dust Storm:
Bhopal India – Methyl Isocyanate Spill:
More than 40 tons of methyl isocyanate spilled from a Union Carbide-owned pesticide factory in Bhopal, India, in 1984, killing more than 20,000 people in the world’s worst chemical disaster.
After the spill, these skulls were researched, presumably for the specific effects the gas had on the brain, at the nearby Hamidia Hospital. The chemical injured not only the people who inhaled it, but also nearby animals (at least 2,000 of them) and trees, whose leaves went yellow and fell off within days.
Twenty-five years later, with people still claiming injury from the disaster yet little corrective action having been taken, the government of India has called for a study into the long-term effects of the spill.
Biafra:
When the Igbos of eastern Nigeria declared themselves independent in 1967, Nigeria blockaded their fledgling country-Biafra. In three years of war, more than one million people died, mainly of hunger. In famine, children who lack protein often get the disease kwashiorkor, which causes their muscles to waste away and their bellies to protrude.
Boston Fire:
On July 22, 1975, Stanley J. Forman was working in the newsroom of the Boston Herald American newspaper when a police scanner picked up an emergency: “Fire on Marlborough Street!” Forman rushed to the scene, where multiple fire crews were battling an intense blaze. There was a distress call for a ladder team to the rear of the building to help a stranded woman and child. Forman followed.
Buchenwald Camp:
In 1937, the Nazis constructed Buchenwald concentration camp, near Weimar, Germany. Placed over the camp’s main entrance gate, was the slogan Jedem das Seine (literally “to each his own”, but figuratively “everyone gets what he deserves”). The Nazis used Buchenwald until the camp’s liberation in 1945. From 1945 to 1950, the Soviet Union used the occupied camp as an NKVD special camp for Nazis and other Germans. On 6 January 1950, the Soviets handed over Buchenwald to the East German Ministry of Internal Affairs.
The SS left behind accounts of the number of prisoners and people coming to and leaving the camp, categorizing those leaving them by release, transfer, or death. These accounts are one of the sources of estimates for the number of deaths in Buchenwald. According to SS documents, 33,462 died in Buchenwald. These documents were not, however, necessarily accurate: Among those executed before 1944 many were listed as “transferred to the Gestapo”. Furthermore, from 1941 forward Soviet POWs were executed in mass killings. Arriving prisoners selected for execution were not entered into the camp register and therefore were not among the 33,462 dead listed in SS documents.
Burial Of an Unknown Child:
Burial of an unknown child. This picture shows the world’s worst industrial disaster, caused by the US multinational chemical company, Union Carbide.
Burning Monk:
As a protest to the This Monk slow and unreliable reforms in Vietnam, the Buddhist monks have resorted to immolation, such as this Mahayana Buddhist monk, He burned himself alive across the outskirts of Saigon, mainly because of the harshness done by the South Vietnam government to his fellow Buddhist monks.
He was re-cremated after he burned himself; his heart meanwhile remained in one piece, and because of this he was regarded as a Bodhisattva by the other Buddhist monks and followers. His act of self-immolation increased the pressure on the Di?m administration to implement their reform laws in South Vietnam.
Bushmeat:
Animals from primates to snakes are valuable commodities in the thriving, albeit illegal, worldwide trade of bushmeat, defined as wildlife killed either by commercial or subsistence hunters. With one million tons of bushmeat taken from African forests every year, the already endangered gorilla population-a primary victim of the trade-is in dire straits.
This photo shows a gorilla family in southeast Cameroon (minus the alpha male silverback, who managed to get away) that had been slaughtered in their nests by a bushmeat hunter early one morning.
Execution Of a Viet Cong Guerrilla:
This picture was shot by Eddie Adams who won the Pulitzer prize with it. The picture shows Nguyen Ngoc Loan, South Vietnam’s national police chief executing a prisoner who was said to be a Viet Cong captain. Once again the public opinion was turned against the war.
Hector Pieterson:
Hector Pieterson an icon of 1976 Soweto uprising in apartheid South Africa. Dying Hector being carried by a fellow student. He was killed at the age of 12 when the police opened fire on protesting students. For years, June 16 stood as a symbol of resistance to the brutality of the apartheid government. Today, it is known as National Youth Day – a day on which South Africans honour young people and bring attention to their needs.
Last Jew Of Vinnitsa:
Picture from an Einsatzgruppen soldier’s personal album, labelled on the back as “Last Jew of Vinnitsa, it shows a member of Einsatzgruppe D is just about to shoot a Jewish man kneeling before a filled mass grave in Vinnitsa, Ukraine, in 1941. All 28,000 Jews from Vinnitsa and its surrounding areas were massacred at the time.
Lynching Of Young Blacks:
This is a famous picture, taken in 1930, showing the young black men accused of raping a Caucasian woman and killing her boyfriend, hanged by a mob of 10,000 white men. The mob took them by force from the county jail house. Another black man was left behind and ended up being saved from lynching. Even if lynching photos were designed to boost white supremacy, the tortured bodies and grotesquely happy crowds ended up revolting many.
Nagasaki Hiroshima Masroon Clouds:
This is the picture of the “mushroom cloud” showing the enormous quantity of energy. The first atomic bomb was released on August 6 in Hiroshima (Japan) and killed about 80,000 people. On August 9 another bomb was released above Nagasaki. The effects of the second bomb were even more devastating – 150,000 people were killed or injured. But the powerful wind, the extremely high temperature and radiation caused enormous long term damage.
Napalm Girl:
The photo shows Phan Thi Kim PhĂșc (a Vietnamese-Canadian) at about age nine running naked on the street after being severely burned on her back by a South Vietnamese napalm attack.
Nile Perch in Lake:
One of the 100 most invasive species in the world the Nile perch was introduced to East Africa’s Lake Victoria in the 1950s, and has wreaked environmental havoc ever since. It’s illegal to possess or sell in some parts of the world, and is thought to have caused the extinction or endangering of hundreds of native species in Lake Victoria.
After the fish eliminated much of the algae-eating population, the lake became choked with algae. The perch has also increased local demand for firewood, because their higher fat content drives people to smoke them rather than dry them. Adult perch can grow to weigh more than 440 pounds, and are fierce predators that feed on insects, crustaceans, and other fish-even those of its own species.
Pictured here are dead Nile perch on a butcher table waiting for transport to local markets.
Nilgunyalcin Child Vulture:
Sudanese child being stalked by a vulture nearby. It is quite obvious that the child was starving to death, while the vulture was patiently waiting for the toddler to die so he can have a good meal.
Nobody knows what happened to the child, who crawled his way to a United Nations food camp. Photographer Kevin Carter won a Pulitzer Prize for this shocking picture, but he eventually committed suicide three months after he took the shot.
Palestine Father Saving Son:
Images from the video footage of 12-year-old Muhammad al-Durrah being shot dead in the Gaza Strip. The scene was filmed by a France 2 cameraman.
Palestinian Refugees:
World Press Photo of the Year: 1976 Françoise Demulder, France, Gamma. Beirut, Lebanon, January 1976. Palestinian refugees in the district La Quarantaine. About the image She was the first woman to win the World Press Photo, and did so on the 20th anniversary of the award. Demulder stated at the time that she hated war, but felt compelled to document how it’s always the innocent who suffer, while the powerful get richer and richer.
Palm Oil Deforestation:
Indonesia is home to the world’s third largest tropical forest, but it’s disappearing quickly. Though often illegal, the forests are cut down both for a booming pulp and paper industry as well as to clear land for oil palm plantations, which supply diverse industries from biofuel to soap to cosmetics.
Because of deforestation, Indonesia is also the world’s third largest greenhouse gas contributor, behind only the U.S. and China; after the forest is cut down, the carbon normally sequestered in the peatland soil is no longer shielded from being released into the atmosphere.
Pollution and Power Lines:
China’s economy has exploded in recent years; so has its pollution problem, leaving no aspect of the country’s environment unaffected. Solid waste often lacks proper disposal, waterways have been polluted, and the air quality has plummeted, largely due to the coal-fired power plants that serve as the country’s primary source of energy.
Environmental degradation has gotten so bad that the Chinese government, which doesn’t easily take-or allow-criticism, has admitted that birth defects in the country have increased as a direct result of it, particularly in coal-producing regions like the north, where this picture was taken.
Second Largest Oil Spill Ever:
The Ixtoc I exploratory well suffered a blowout on June 3, 1979, in Mexico’s Bay of Campeche, 600 miles south of Texas. The well was not brought under control until the next year, by which time 140 million gallons had spilled into the bay. The only larger spill occurred during the 1991 Gulf War, when Iraq dumped-deliberately-up to 462 million gallons of oil into the Persian Gulf.
Segregated water Fountains:
A segregated water fountain with a vastly larger and more desirable fountain for whites, and a small fountain for minorities.
Sludge Kingston Tennessee:
More than 1 billion gallons of toxic sludge were released into a Tennessee community when a dam collapsed last December, causing a massive coal-ash spill at the Kingston Fossil Plant, a coal-burning power plant owned by the Tennessee Valley Authority.
Coal ash is known to contain dangerous elements including arsenic, lead, and selenium, yet the TVA refused at first to issue any health warnings about contamination from the spill. The agency, which weeks later admitted prior leak problems at the plant, also refused initially to declare as uninhabitable the houses in the area, like the one pictured here, that were physically relocated by all the sludge.
Starving Boy:
World Press Photo of the Year: 1980 Mike Wells, United Kingdom. Karamoja district, Uganda, April 1980. Starving boy and a missionary. About the image Wells felt indignant that the same publication that sat on his picture for five months without publishing it, while people were dying, entered it into a competition. He was embarrassed to win as he never entered the competition himself, and was against winning prizes with pictures of people starving to death.
The American Bison:
A product of U.S. Army-sanctioned mass slaughter of American bison in the 1800s, these bison skulls are waiting to be ground for fertilizer, most likely in the American midwest. The slaughter was so “effective” that the population of bison in the U.S. is estimated to have dropped from around 60 million in 1800 to as few as 750 in 1890.
Tsunami Dead Bodies:
The Boxing Day Tsunami that struck Thailand in 2004 caused approximately 350,000 deaths and many more injuries.
View of Floods:
An aerial view of floods caused by Tropical Storm Hanna is seen in Gonaives, Haiti on September 3, 2008. Haiti’s civil protection office said 37 of the 90 Hanna-related deaths had occurred in the port city of Gonaives.
by Kabul Abdullah
Racun kehidupan dan Penawarnya
Racun pertama : Suka Menghindar
Gejala: Lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan, kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.
Penawar: Realitas
Berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.
Racun kedua : Ketakutan
Gejala: Tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkawinan, problem seksual, dll.
Penawar: Keberanian
Hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah, 99 persen hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Keberanian merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.
Racun ketiga : Egoistis
Gejala: Materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi.
Penawar: Bersikap sosial
Jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akan diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui, orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.
Racun keempat : Stagnasi
Gejala: Berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.
Penawar: Ambisi
Teruslah berkembang, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. Kita kan menemukan kebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.
Racun kelima : Rasa rendah diri
Gejala: Kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.
Penawar: Keyakinan diri
Seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang, yakin dirinya akan kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.
Racun keenam : Narsistik
Gejala: Kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.
Penawar: Rendah hati
Orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.
Racun ketujuh : Mengasihani diri
Gejala: Kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, merasa menjadi orang termalang di dunia.
Penawar: Sublimasi
Jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain..
Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan
Gejala: Apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.
Penawar: Kerja
Buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.
Racun kesembilan : Sikap tidak toleran
Gejala: Pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.
Penawar: Kontrol diri
Tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dengan keberagaman kultur dan agama.
Racun kesepuluh : Kebencian
Gejala: Keinginan balas dendam, kejam, bengis.
Penawar: Cinta kasih
Hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.
By kabul abdullah
Thursday, 12 May 2011
Air Mata untuk Ayah
Dulu ayah memang keras mendidik anak anaknya,tapi untuk suatu kebaikan.Akan kah kita dapat membalas semua kasih sayang yg diberikan keduanya,..
Renungkanlah muhasabah ini untuk berbakti kepada orang tua kita,.
'Ayah, lihatlah air mataku. Air mata anakmu yang selalu mencintaimu. Ayah selalu bilang sayang padaku tetapi ayah tidak menjaga kesehatan, membuat ayah menjadi sakit, kenapa yah? Aku juga mencintaimu, Aku tidak ingin ayah pergi. Jika aku menangis, siapa yang akan mengusap air mataku? Jika aku kangen, siapa yang memelukku? Ayah tidak pernah menjawab setiap kali aku bertanya, ayah hanya tersenyum. Hatiku perih, ayah. Semua kenangan itu, senyuman itu selalu membuat berlinang air mataku, tidak ada seorangpun yang dapat menghentikannya , karena aku rindu padamu, Ayah... Air mata ini untuk ayah..
ditulis oleh kabul Abdullah
Renungkanlah saudaraku,..berkah allah ada pada orangtuamu,berbaktilah,.
Pada suatu sore seorang ayah bersama anaknya yang baru saja menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon. Si ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya, “Nak, apakah benda tersebut?” “Burung gagak”, jawab si anak. Si ayah mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit keras, “Itu burung gagak ayah!” Tetapi sejenak kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak marah dengan pertanyaan yang sama dan diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih keras, “BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.
Namun tidak lama kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama sehingga membuatkan si anak kehilangan kesabaran dan menjawab dengan nada yang ogah-ogahan menjawab pertanyaan si ayah, “Gagak ayah…….”. Tetapi kembali mengejutkan si anak, beberapa saat kemudian si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanyakan pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar kehilangan kesabaran dan menjadi marah. “Ayah!!! saya tidak mengerti ayah mengerti atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah menanyakan pertanyaan tersebut dan sayapun sudah memberikan jawabannya. Apakah yang ayah ingin saya katakan???? Itu burung gagak, burung gagak ayah,” kata si anak dengan nada yang begitu marah.
Si ayah kemudian bangkit menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang terheran-heran. Sebentar kemudian si ayah keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih marah dan bertanya-tanya. Ternyata benda tersebut sebuah buku harian lama. “Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diari itu”, pinta si ayah.
Si anak taat dan membaca bagian yang berikut………. “Hari ini aku di halaman bersama anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, “Ayah, apakah itu?”. Dan aku menjawab, “Burung gagak”. Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya pertanyaan yang sama dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayang aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu pendidikan yang berharga.” Setelah selesai membaca bagian tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu.
Si ayah dengan perlahan bersuara, “Hari ini ayah baru menanyakan kepadamu pertanyaan yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah kehilangan kesabaran dan marah.”
JAGALAH HATI KEDUA IBU DAN BAPAK, HORMATILAH MEREKA.
SAYANGILAH MEREKA SEBAGAI MANA MEREKA MENYAYANGIMU DI WAKTU KECIL
" Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. [QS Al Israa’ 17:23.]
Ditulis oleh Kabul Abdullah
Laughter is the Best Medicine
Laughter is strong medicine for mind and body
“Your sense of humor is one of the most powerful tools you have to make certain that your daily mood and emotional state support good health.”
~ Paul E. McGhee, Ph.D.
Laughter is a powerful antidote to stress, pain, and conflict. Nothing works faster or more dependably to bring your mind and body back into balance than a good laugh. Humor lightens your burdens, inspires hopes, connects you to others, and keeps you grounded, focused, and alert.~ Paul E. McGhee, Ph.D.
With so much power to heal and renew, the ability to laugh easily and frequently is a tremendous resource for surmounting problems, enhancing your relationships, and supporting both physical and emotional health.
Laughter is good for your health
- Laughter relaxes the whole body. A good, hearty laugh relieves physical tension and stress, leaving your muscles relaxed for up to 45 minutes after.
- Laughter boosts the immune system. Laughter decreases stress hormones and increases immune cells and infection-fighting antibodies, thus improving your resistance to disease.
- Laughter triggers the release of endorphins, the body’s natural feel-good chemicals. Endorphins promote an overall sense of well-being and can even temporarily relieve pain.
- Laughter protects the heart. Laughter improves the function of blood vessels and increases blood flow, which can help protect you against a heart attack and other cardiovascular problems.
The Benefits of Laughter | ||
Physical Health Benefits:
| Mental Health Benefits:
| Social Benefits:
|
Laughter and humor help you stay emotionally healthy
Laughter makes you feel good. And the good feeling that you get when you laugh remains with you even after the laughter subsides. Humor helps you keep a positive, optimistic outlook through difficult situations, disappointments, and loss.
More than just a respite from sadness and pain, laughter gives you the courage and strength to find new sources of meaning and hope. Even in the most difficult of times, a laugh–or even simply a smile–can go a long way toward making you feel better. And laughter really is contagious—just hearing laughter primes your brain and readies you to smile and join in on the fun.
The link between laughter and mental health
- Laughter dissolves distressing emotions. You can’t feel anxious, angry, or sad when you’re laughing.
- Laughter helps you relax and recharge. It reduces stress and increases energy, enabling you to stay focused and accomplish more.
- Humor shifts perspective, allowing you to see situations in a more realistic, less threatening light. A humorous perspective creates psychological distance, which can help you avoid feeling overwhelmed.
The social benefits of humor and laughter
Humor and playful communication strengthen our relationships by triggering positive feelings and fostering emotional connection. When we laugh with one another, a positive bond is created. This bond acts as a strong buffer against stress, disagreements, and disappointment.Laughing with others is more powerful than laughing alone
Shared laughter is one of the most effective tools for keeping relationships fresh and exciting. All emotional sharing builds strong and lasting relationship bonds, but sharing laughter and play adds joy, vitality, and resilience. And humor is a powerful and effective way to heal resentments, disagreements, and hurts. Laughter unites people during difficult times.Using humor and laughter in relationships allows you to:
- Be more spontaneous. Humor gets you out of your head and away from your troubles.
- Let go of defensiveness. Laughter helps you forget judgments, criticisms, and doubts.
- Release inhibitions. Your fear of holding back and holding on are set aside.
- Express your true feelings. Deeply felt emotions are allowed to rise to the surface.
Laughter and Relationships
Mutual laughter and play are an essential component of strong, healthy relationships. By making a conscious effort to incorporate more humor and play into your daily interactions, you can improve the quality of your love relationships— as well as your connections with co-workers, family members, and friends.Read: Playful Communication in Relationships: The Power of Laughter, Humor, and Play
Bringing more humor and laughter into your life
Anyone can join the laughter movement. All it takes is a willingness to risk some loss of control. The timid may start with a few shy giggles. The courageous may jump in with deep belly laughter. A sense of humor is not required. There’s more than enough stress to go around and absurdity abounds in our daily lives. All we have to do is believe, let go, clap our hands and laughter will live again. So will we. Laughter is feeling deeply which allows us to live fully.
Source: We Need to Laugh More, Enda Junkins, LMFT.
Laughter is your birthright, a natural part of life that is innate and inborn. Infants begin smiling during the first weeks of life and laugh out loud within months of being born. Even if you did not grow up in a household where laughter was a common sound, you can learn to laugh at any stage of life.Source: We Need to Laugh More, Enda Junkins, LMFT.
Begin by setting aside special times to seek out humor and laughter, as you might with working out, and build from there. Eventually, you’ll want to incorporate humor and laughter into the fabric of your life, finding it naturally in everything you do.
Here are some ways to start:
- Smile. Smiling is the beginning of laughter. Like laughter, it’s contagious. Pioneers in “laugh therapy,” find it’s possible to laugh without even experiencing a funny event. The same holds for smiling. When you look at someone or see something even mildly pleasing, practice smiling.
- Count your blessings. Literally make a list. The simple act of considering the good things in your life will distance you from negative thoughts that are a barrier to humor and laughter. When in a state of sadness, we have further to travel to get to humor and laughter.
- When you hear laughter, move toward it. Sometimes humor and laughter are private, a shared joke among a small group, but usually not. More often, people are very happy to share something funny because it gives them an opportunity to laugh again and feed off the humor you find in it. When you hear laughter, seek it out and ask, “What’s funny?”
- Spend time with fun, playful people. These are people who laugh easily–both at themselves and at life’s absurdities–and who routinely find the humor in everyday events. Their playful point of view and laughter are contagious.
- Bring humor into conversations. Ask people, “What’s the funniest thing that happened to you today? This week? In your life?”
Creating opportunities to laugh
- Watch a funny movie or TV show.
- Go to a comedy club.
- Read the funny pages.
- Seek out funny people.
- Share a good joke or a funny story.
- Check out your bookstore’s humor section.
- Host game night with friends.
- Play with a pet.
- Go to a “laughter yoga” class.
- Goof around with children.
- Do something silly.
- Make time for fun activities (e.g. bowling, miniature golfing, karaoke
Wednesday, 11 May 2011
Be a trully Moslem Children
Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian serius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal- hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala. Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya.
Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan.
2. Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.
3. Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja.
4. Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.
5. Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaumwanita.
6. Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal- hal ini.
7. Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.
8. Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur'an dan buku- buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy'ariyah, Mu'tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid'ah lainnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
9. Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa.
10. Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair- syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.
11. Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia- kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.
12. Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.
13. Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.
14. Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan.
15. Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.
16. Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.
17. Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.
18. Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.
19. Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu', lemah lembut dan menghormati temannya.
20. Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.
21. Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.
22. Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.
23. Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.
24. Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.
25. Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.
26. Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang- orang yang suka melakukan hal itu.
27. Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.
28. Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.
29. Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah- perintah.
30. Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).
Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan.
WaAllahu ta'ala a'lam.
10 Golden Lesson from Albert Einstein
Written by kabul abdullah
Every day I remind myself that my inner and outer life are based on the labors of other men, living and dead, and that I must exert myself in order to give in the same measure as I have received and am still receiving - Albert Einstein
Albert Einstein was an amazing physicist. He figured out so many universal principles and equations that he was way ahead of his fellow scientists at any point of time. But he is also remembered for another thing; a quality which made people call him a genius: his words. Prof. Einstein was a philosopher who clearly understood the laws of success and explained them like the way he did with his equations. Here is a list of 10 things out of the numerously wonderful things he had said; 10 golden lessons that you can put to use in your everyday life.
Every day I remind myself that my inner and outer life are based on the labors of other men, living and dead, and that I must exert myself in order to give in the same measure as I have received and am still receiving - Albert Einstein
Albert Einstein was an amazing physicist. He figured out so many universal principles and equations that he was way ahead of his fellow scientists at any point of time. But he is also remembered for another thing; a quality which made people call him a genius: his words. Prof. Einstein was a philosopher who clearly understood the laws of success and explained them like the way he did with his equations. Here is a list of 10 things out of the numerously wonderful things he had said; 10 golden lessons that you can put to use in your everyday life.
1. A person who never made a mistake never tried anything new.Most people don’t try new things because of their fear of failure. Failing is not something to be afraid of. It is often the losers who learn more about winning than the winners. Our mistakes always give us opportunities to learn and grow.
2. Education is what remains after one has forgotten what one has learned in school.30 years from now, you won’t possibly remember what chapters you had in your science book; you’d only remember what you learn on your way. Life lessons stay with you forever. Real education starts from within.
3. I am enough of an artist to draw freely upon my imagination. Imagination is more important than knowledge. Knowledge is limited. Imagination encircles the world.When you reflect on how far we humans have come from the prehistoric caves to mind-blowing technological advancements, you would feel the power of imagination. What we have now was built from the imagination of our forefathers. What we will have in future will be built from our imagination.
4. The secret to creativity is knowing how to hide your sources.Creativity and uniqueness often depends on how well you hide your sources. You can get inspired and influenced by other great people; but when you are on stage with the whole world watching, you must become a unique, individual force that learnt different values from different people.
5. The value of a man should be seen in what he gives and not in what he is able to receive. Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.If you think of all the top people in the world, they would have added something of value to the world. You must give in order to take. When your purpose is contributing or adding value to the world, you will be elevated to a higher level of living.
6. There are two ways to live: you can live as if nothing is a miracle; you can live as if everything is a miracle.When nothing is a miracle, you gain the power of doing anything you want and you have no limits. And when everything is a miracle, you stop by to appreciate even the smallest of beautiful things in the world. Thinking both ways will give you a productive and happy life.
7. When I examine myself and my methods of thought, I come to the conclusion that the gift of fantasy has meant more to me than any talent for abstract, positive thinking.Dreaming about all the great things that you can achieve is the key to a life filled with positivity. Let your imagination run amuck and create the world that you would wish to be in.
8. In order to be an immaculate member of a flock of sheep, one must above all be a sheep oneself.If you want to become a very successful entrepreneur, you must start a business right away. Wishing to become one, but fearing the consequences will not help. The same applies to everything – in order to win a game, one must above all play the game.
9. You have to learn the rules of the game. And then you have to play better than anyone else.Learn the rules of your game and start playing it best. Keep competing like your life depended on it. And after a while you will have no one else but you to compete against. At that point, better your best.
10. The important thing is not to stop questioning. Curiosity has its own reason for existing.Intelligent people ask. Keep questioning yourself and others to find solutions. This will help gain knowledge and analyze your growth in all walks of life.
Subscribe to:
Posts (Atom)