Saturday 25 February 2012

Tarekat Syech Abdul Qadir Djaelani


Muslim mengikuti tarekat (jalan spiritual menuju Allah Ta'ala) berdasarkan syariat (hukum Islam yang suci).
Dalam urusan syariat (hukum Islam suci), Mahbub Sub-hani Syaikh 'Abdul Qadir Jilani Rady Allahu' Anhu adalah  dalam madzhab Hanbali (sekolah hukum Muslim suci) serta mazhab Syafi'i, dan Kepala eksponen dari Ahlus-Sunnah wal u's Jama'ah (orang-orang yang mengikuti gaya hidup Nabi Muhammad dan para sahabatnya diberkati).
Cara untuk lebih dekat kepada Allah Ta'ala adalah melalui pemenuhan kewajiban agama , ibadah sunah  siang dan malam, melalui pengingatan kepada sang Khalik (zikir) Allah, salawaat tanpa henti (doa berkat) pada Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wa Sallam, Sunnah puasa, amal, sifat zuhudnya (pantang) dan juhd (pengurasan tenaga di jalan Allah Ta'ala) sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad sendiri. Ini kemudian dinamakan tarekat (jalan spiritual menuju Allah Ta'ala) yang berakar pada syariah (Hukum Islam suci).
Syaikh 'Abdul Qadir Jilani belajar tentang misteri tarekat dan budaya spiritual menyerap (tasawwuf) di tangan Syaikh Hammad bin Muslim al-Dabbas, rahmatullahi' alayh. Secara tradisional, ketika seseorang diinisiasi ke dalam tarekat, ia diberi khirqa (jubah sufi). Syaikh 'Abdul Qadir Jilani telah dianugerahkan khirqa oleh Syaikh Qadhi Abi Sa'id al-Makhzumi, rahmatullahi' alayh, (disebut sebagai Al Mukharrimi atau Al-Makhrimi dalam beberapa teks).
Seorang Syekh (tokoh spiritual muslim), wangi dalam syariah, tarekat dan haqiqi ma'rifa (pengetahuan tentang realitas rohani), mampu mengetahui tingkat spiritual seorang murid (pencari spiritual / murid) dan dapat menetapkan awraad tambahan dan azkaar (ibadah sunah secara rutin) yang akan dilakukan untuk mencapai kemajuan spiritual. Syaikh 'Abdul Qadir Jilani kemudian menjadi lambang guru spiritual tersebut.
Para tarekat diikuti oleh Syaikh 'Abdul Qadir Jilani Rady Allahu' Anhu kemudian disebut setelah dia sebagai tarekat Qadiriyyah dan itu datang yang akan diterima secara universal sebagai jalan ilahi-dipandu untuk kemajuan rohani melalui zikir (mengingat) Allah untuk membersihkan hati seseorang segala kejahatan, untuk memimpin kehidupan yang baik, untuk mencapai kecintaan pada Nabi Suci Muhammad Sallallahu 'alaihi wa Sallam, kasih dari Ahl u'l Bayt (Rumah Tangga Nabi diberkati), maka kasih para sahabat, (sahabat) dan kasih Allah awliya (teman Allah), dan mengikuti syariah (hukum Islam suci) sesuai dengan ajaran salah satu dari empat Imam madzhab, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal, semoga Allah Ta'ala meridhai mereka semua